Posts

Kembali lagi

 Menuangkan pikiran dalam tulisan menjadi tidak mudah akhir-akhir ini. Merangkai kata di otak terasa jauh lebih cepat dan mudah. Mungkin sudah langsung jadi sekian paragraf. Tapi ternyata, menulis adalah komitmen. Telah 3 tahun berlalu, Alhamdulillah Allah masih takdirkan aku mengingat adanya blog ini. Yang menjadi satu-satunya tempat menulisku yang bebas, meskipun bukan private, tapi setidaknya sudah cukup menjadi wadah untukku menuangkan isi kepala. Yup,, aku si introvert. Walaupun mulut ini rapat, tapi hati dan kepalaku selalu berbicara. Selalu merenungkan setiap apa yang terjadi, apa yang terlihat, apa yang terasa. Berbicara dengan diri sendiri adalah keahlianku, mungkin sejak duduk di bangku SMA. Karena rupanya, menulis itu ternyata adalah sebuah "release". aku bukan orang yang gemar bercerita. aku juga, kurang cakap dalam berbicara. seringkali terlampau cepat sehingga pengucapannya seringkali kurang jelas. Aku anggap ini bukanlah kekurangan, justru dengan kondisi lisank

Meraih mimpi itu seperti mendaki gunung

Sedikit cerita ketika di tahun 2013, saya ingin sekali merasakan pengalaman naik gunung sungguhan. Saat itu saya baru semester pertama di kampus kedua saya. Sejak SMA, saya menuliskan mimpi untuk mendaki gunung-gunung terkenal di Jawa Barat. Karena saat SMP-SMA, hiking adalah salah satu hobi saya. Singkat cerita akhirnya saya berhasil mengajak beberapa alumni teman SMA dan guru yang mau ikut mendampingi. Gunung Gede Pangrango adalah gunung yang menjadi target mimpi saya waktu itu. Karena ini gunung sungguhan (bukan bukit hehe 😅), saya membutuhkan orang yang sudah cukup berpengalaman untuk mendampingi kami.  10 meter pada tanjakan menuju pos pertama, rasanya saya ingin balik kanan saja. Ternyata naik gunung itu BERAT. Berat karena menanjak sambil membawa beban. Selama ini saya latihan fisik membawa beban di ransel tapi dalam kondisi jalan yang datar. Jadi, hal itu sangat-sangat jauh berbeda dengan naik gunung yang sesungguhnya. Belum apa-apa saya sudah merasa sangat lelah. Ditambah, be

Now I am Uncomfortable...

Image

Life Goals

Tujuan manusia hidup di dunia ini tidak lain hanyalah untuk meninggal -kannya. Meskipun hari esok itu adalah misteri, ia tetaplah serangkaian puzzle yang kita susun sejak hari ini dan kemarin. Sudah sejauh mana kita menyusunnya? agar setidaknya menjadi sesuatu yang "berarti". Bukan kita yang menentukan kapan atau apakah puzzle itu telah selesai atau belum. Sangat banyak analogi untuk berbicara tentang kehidupan. Lantas, apakah "kehidupan" yang sebenarnya kita rasakan? Waktu yang bergulir ? Jantung yang berdetak? Nafas yang berhembus ? Setelah ku renungkan ternyata, bukan satu pun di atas. Waktu, denyut jantung, hembus nafas... adalah hal-hal yang kita rasakan dan alami hanya di ruang lingkup kehidupan di bumi. Janin yang masih di dalam kandungan, ia belum memiliki "waktu"nya di dunia. Tapi ia, sudah memiliki kehidupan di alam rahim sana. Begitu pula mereka yang telah pergi duluan di kehidupan selanjutnya. Mereka tidak lagi memiliki jantung yang

Apa yang akan kita lakukan di tahun 2020 ini?

Tinggalkan hal yang sia-sia. Karena ia hanya akan mengurangi usiamu. Tanpa memberikan manfaat sedikitpun kepadamu.
Bersyukurlah ketika kita masih bisa memilih. Karena masih banyak orang yang tidak bisa memilih. Bukan karena tidak mau, tapi karena pilihan itu tidak ada