22 March 2016

Satu Lagi Takdir Allah



Barakallahu laka wa baraka 'alaika

Tulisan ini saya khususkan untuk saudarku, sahabat seperjuanganku yang pada 20 Maret 2016 lalu telah menunaikan separuh agamanya nya.. ^^ :* <3 Tidak banyak kata yang bisa terucap dari bibir ini, tapi insyaAllah doa yang terbaik yang selalu saya berikan untukmu :)

Sangat sedih ketika tidak bisa menghadiri hari bahagiamu itu, padahal jarak tidak seberapa. Padahal saya tidak mau jadi teman yang  "sok sibuk" untuk teman sendiri :( maafkan temanmu ini..
apa ya,, sebenarnya hari ini saya ingin menulis tentang satu takdir Allah yang lain. Yang selama ini saya tidak pernah atau enggan untuk membahasnya, tetapi orang2 begitu banyak membahasnya dan bahkan selalu bersemangat jika membahas hal tersebut. Saya tidak heran sih. Seperti yang saya pernah bilang bahwa, saya tidak ingin bercerita/berkomentar banyak tentang “hal” itu, karena saya tidak ingin berkhayal tentang siapa, apa, dan bagaimana dia, seseorang yang akan ku temui suatu hari. But, however, rasa untuk bisa berbagi tentang "pandangsaya" terhadap takdir Allah yang satu ini, selalu ada.. haha

baiklah, kita sebut saja namanya adalah Cinta. hmm.. entah kenapa rasanya butuh keberanian luar biasa untuk hanya sekedar mengetikkan kata itu. haha. Kenapa? karena saya bukan orang yang suka bermain-main dengan kata itu. Secara lisan, tulisan, ataupun perbuatan. haha. Kenapa? (tanya lagi) karena saya adalah orang yang serius (untuk hal itu). oke itu prolognya dulu.. haha
Sedikit cerita, di hari minggu kemarin, setelah paginya saya menangis sedih karena terpaksa tidak bisa menghadiri pernikahan sahabatku itu, malam harinya setelah selesai dengan semua tugas-tugas, saya makan nasi goreng di salah satu tempat nasi goreng favorit saya. Seperti biasa, dari kemarin-kemarin juga selalu sendiri kalau kemana-mana, kecuali kalau lagi berkesempatan bareng teman. saat itu sewaktu saya sudah duduk sambil menunggu pesanan dibuat. sebelumnya ada 2 laki-laki yang makan di tempat itu juga, tapi sepertinya mereka bukan teman, karena tidak ada obrolan di antara mereka. haha. tidak lama, karena laki-laki itu makannya cepet, mereka sudah hampir selesai, sedangkan saya baru melahap 3-4 suap nasi.

tiba-tiba, ada sesuatu yang mengejutkan saya. Di sebrang tempat nasi goreng itu terdapat laundry, dan saya kaget karena melihat teman saya (cowok) sedang mengantarnya temannya (cewek) ngambil londrian di sana sepertinya. Wiiii... haha. saya diam-diam mengamati mereka. Well, selama ini saya mengenal teman saya cowok itu, saya kira dia adalah orang yang acuh dengan cewek dan dia jauh lebih suka asik dengan dunianya kayak game atau hal apapun yang berbau independensial (paan tuh, wkw). Otomatis jika Anda tau karakter seseorang sebelumnya adalah seperti itu, ketika Anda melihat fenomena langka ini, dalam hati, "Eh, si A ngapain? loh, ama cewe? ngapain? ambil londri? Rajin amat A nganterin cewe ambil londrian? .__. ngg (mikir).. waaahhh!! ciee ciee, ckckck (ketawa ngakak dalem hati)", Well, rasanya suatu hari nanti saya pengen sampaikan penemuan saya malem itu ke orangnya langsung :v

well, selagi masi berlangsung kejadian temen saya di tempat londrian itu, dateng 2 sejoli, makan di tempat itu juga. karena 2 laki-laki tadi udah selesai makan, ya tinggal saya dan mereka. Saya masi diam aja sambil diam2 mengamati teman saya di londrian itu (agak lama soalnya mereka disana). Then, another thing yang bikin saya langsung merasa ngenes saat itu adalah,, datang lagi 2 sejoli jajan baso ikan tepat di sebelah nasi goreng itu (ketauan deh tempat saya makan dimana, wkwk). Hahaha.. disitu saya langsung merasa loneness T-T, tadi pagi temen nikah, terus saya baru liat temen punya "temen" baru, terus sekarang saya lagi makan nasi goreng sendiri ditemani oleh 2 sejoli, sesekali abang nasi gorengnya ngajak ngobrol, mungkin abangnya tau kali ya saya ga ada temen. wakwaw.. engga ko, tapi emang karena nasgor langganan, jadi abangnya emang uda suka cerita. yah, better lah saya masi ada yg ngajak ngobrol. haha.

Itu sedikit kisah sedih di hari minggu kemarin.. haha

Well, saya yakin cerita-cerita kayak gitu bukan saya sendiri yang penah ngalamin. Bagi orang-orang yang emang, let’s call it “jomblo” sekalipun orang-orang yang punya prinsip cukup 2 status dalam hidupnya, single or married, pasti sering atau seenggaknya pernah ngalamin kejadian di atas. Well.. itulah tantangannya.
Saya pribadi adalah orang yang punya tipe kedua. Single or married. Tentu saja statusku masih yang single. Haha. Karena tadi, saya orangnya serius (loh?). OK, let’s get in to the topic.

Mencintai, dicintai adalah fitrah manusia. Setiap insan di dunia pasti akan merasakannya. Indah, ceria, kadang merana, itulah rasa cinta..
Berlindunglah pada Allah dari cinta palsu. Melalaikan manusia hingga berpaling dariNya. Menipu daya dan melenakan, sadarilah wahai kawan..
Cinta adalah karunia-Nya bila dijaga dengan sempurna, resah akan menimpa, gundah menjelma, jika cinta tak dipelihara.. ^^ (The Fikr – Cinta)

Oke, tenang bait di atas bukan bait karangan saya, tapi adalah salah satu lirik lagu. Haha (saya manabisa berkata sedemikian rupa)

Yap. That’s the point.

Apa ya,, kesimpulannya.. haha. Well,

Bagi saya cinta adalah hal yang rumit sekaligus mudah. Rumit apabila kita menganggapnya rumit dan mudah jika menganggapnya mudah .__. (minta dijitak). Kenapa saya sebut rumit? Mungkin karena saya orangnya serius, jadi yang serius-serius ajalah, haha. However wanita itu pakainya perasaan, karena dia pasti akan sakit jika disakiti (ya iyalah). Meskipun saya terlihat strong enough, but however I’m still a woman. Wanita itu punya perasaan yang gak bisa dimengerti laki-laki (tergantung laki-lakinya juga). Cinta itu rumit, berdasarkan pengalaman saya menjadi anak dari kedua orang tua saya selama 20 tahun, yang sudah mengalami banyak dinamika rumah tangga yang tidak mudah dan saya merasakan sendiri apalagi ketika di antara mereka sedang ada masalah. Masalah besar atau kecil. -__-

Lainnya, cinta itu mudah. Ya cinta itu mudah, ketika kita benar-benar meletakkan cinta yang pertama adalah kepadaNya. Huufttt… inilah sesungguhnya bagian tersulit dalam hidup kita. Mudah bicara, tapi sulit diaplikasikan, ya kan?

Saya hanya selalu ingat ini jika keindahan-keindahan fana itu menyerang,

“Bersabarlah, laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik”

Saya selalu berdoa dan berharap akan suatu pertemuan yang baik dan diridhoi olehNya. Saya tidak berani untuk mengkhayalkan siapa, apa, dan bagaimana seseorang itu. Karena saya tidak bisa menjamin apakah Allah akan menyampaikan pertemuan saya dengan orang itu, bagaimana jika umur saya tidak sampai pada saat saya bertemu dengannya? Jadi, untuk apa saya berkhayal atau menebak-nebak atau merangkai paragraf-paragraf manis meskipun agamis tentang cinta? Toh dia adalah takdir, sebagaimana kelahiran dan kematian. Yang bisa saya lakukan saat ini hanya 2 hal, untuk kedua kemungkinannya. Satu adalah terus memperbaiki diri, karena kita adalah representasi bagaimana si dia yang Allah berikan kepada kita nanti. Yang kedua, jangan memperbaiki diri hanya karena ingin mendapatkan dia yang baik, tapi untuk mempersiapkan pertemuan dengan-Nya juga. Bagaimana jika Allah mau kita bertemu denganNya lebih dulu sebelum kita bertemu dengan si dia ^^’, kan berabe kalua ga disiapin..hahaha

Gitu deh, mungkin itu saja cerita saya pagi ini. Alhamdulillah akhirnya utang nulis tentang “satu lagi takdir Allah” dari dulu terbayar juga.. haha

Buat yang udah punya status kedua alias married, Be Happy! Selamat berjuang di medan perjuangan yang baru kawan, Selamat membangun bahtera yang tangguh, kokoh, dan barokah. Jangan lupa untuk selalu mengembalikan semua kepadaNya, karena Dia yang memberikan baik itu nikmat dan ujian, Dia juga yang akan mengambil kembali nikmat dan ujian tersebut J barakallah,, semoga Allah merahmati kalian dalam cinta-Nya. Happy Wedding Sarah & Pandu, kadonya nyusul yaa ^^b

Buat yang masih single, haha. Ayolah kita sama2 berjuang untuk segala sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi. Yang penting Allah ridho dengan kita guys :)

Meraih mimpi itu seperti mendaki gunung

Sedikit cerita ketika di tahun 2013, saya ingin sekali merasakan pengalaman naik gunung sungguhan. Saat itu saya baru semester pertama di ka...