9 August 2012

Kini aku harus pergi

Sebuah perjalanan damai yang aku lakukan kemarin, bukan kali pertama perjalananku ke sana. Perjalanan damai karena entah kenapa setiap perjalanan yang aku lakukan ke sana, selalu membawa suatu rasa damai dan nyaman. membuat aku betah berlama-lama menatap jendela sambil memandangi hamparan hijau nan indah. Sawah, gunung dan kawan-kawannya semakin menguatkan memoriku akan masa-masa lampau yang aku lalui dengan tidak mudah. Semakin lama, memori itu terus berputar tiada henti. Membuatku kadang tersenyum sendiri, atau sampai membuatku menitikkan air mata. entahlah, mungkin rasanya seperti orang jatuh cinta (mungkin), karena aku tidak bisa lepas membayangkannya. Semua itu seakan berlalu begitu cepat, seperti terpaan angin. Kita hanya mampu merasakannya, merasakannya begitu singkat menyapa kita.

Aku tidak peduli berapa kali aku sudah menulis tentang ini. Tentang perjalanan paling indah dalam hidupku ini. Semuanya.... seakan seperti mimpi yang baru semalam aku alami. samar-samar namun aku ingat setiap titik keindahannya. semuanya..... melekat kuat. tak ingin aku lepas.

Teringat, setiap partikel matahari pagi yang selalu aku nikmati di sana. Derapan kaki berlarian menuju satu bangunan penuh ilmu. Lantunan indah setiap pagi dan sore yang selalu akrab dengan hari-hariku di sana. Aku ingat, aku masih ingat semuanya! Aku ingat beberapa kisah, aku ingat banyak petualangan, aku ingat semua senyum dan air mata, aku ingat semua isak tangis dan tawa. Aku ingat semua egoisme, perubahan, semua tentang kejujuran, semua tentang penghargaan, semua tentang pendewasaan, semua tentang persahabatan. Aku masih ingat semua tentang kau dan aku. Aku masih ingat semua tentang kita.. Aku tak kan lupa. Aku tak ingin lupa..

Aku.. merasa berat untuk pergi. Tapi kini.. aku harus pergi. Ada satu tempat jauh di sana yang harus aku tapaki. Ini bukan keinginanku untuk pergi. Ini adalah garis kehidupanku berikutnya. Inginku, masih berlama-lama bersama kalian, masih mengukir dan menapak perjalanan bersama, belajar dan tetap
berada di sana bersama kalian. Tapi kenyataannya.. kita semua kini berpencar kawan. Aku, kau, kita, telah punya jalan masing-masing hari ini.

Kawan, aku benar-benar merindukan semuanya. Aku bersyukur Allah mempertemukan kita walaupun akhirnya harus memisahkan kita. aku yakin saat inilah iman dan ukhuwah kita sedang diuji.

Terlalu banyak kenangan kawan. Terlalu banyak! setiap foto, lagu, dan smuanya, semakin menambah rindu ini semakin menjadi. Kalau aku punya mesin waktu...

semakin diingat semakin kangen rasanya..

Meraih mimpi itu seperti mendaki gunung

Sedikit cerita ketika di tahun 2013, saya ingin sekali merasakan pengalaman naik gunung sungguhan. Saat itu saya baru semester pertama di ka...