17 November 2012

When I'm not 100%..

Cukup. Ini bukan saatnya untuk merangkai kata-kata indah. Cukup aku menghapus tulisanku berkali-kali karena merasa tidak pas. Padahal seharusnya, sebuah tulisan haruslah mengalir apa adanya, namun aku sulit menggambarkannya. Abstrak. Seperti diriku saat ini.

Cukup pula aku menghela nafas, aku rasa kelelahan ini tidak akan berujung. Kecuali jika aku mau mulai bergerak. Berhenti melihat ke belakang, karena masa lalu tidak akan pernah menjadi masa depan.

Aku tidak tau harus menggambarkan seperti apa diriku ini. Mungkin jika aku bisa melukis, aku akan melukiskan bayangan seseorang yang tengah merenung menatap laut di senja hari. Sedih. Ya, aku sedih karena seperti kehilangan diriku sendiri. Aku sedih karena aku seperti orang cacat. Yang putus asa dan tidak mau bergerak. Padahal, banyak orang cacat yang lebih baik dari diriku.

Aku terus mencari dan mencari 1/3 bagian diriku. Yang hilang dan membuat aku menjadi tidak sempurna. Sempurna dalam arti 100% dalam menjalani setiap detik yang kian berlalu.

Aku lupa, aku tinggalkan kata-kata “BE 100%” dan kini aku merasa benar-benar tidak ada apa-apanya, NOTHING.

Kini aku sadar, aku harus temukan bagian diriku yang hilang, sekecil apapun, 1/1000 sekalipun... Karena tanpa itu, aku hanya akan terus tidak menjadi apa-apa. NOTHING FOREVER...?? Bad choice, I think..

Baiklah, cukup berminggu-minggu aku menjadi sia-sia, walau hanya butuh beberapa menit untuk memiliki semangat kembali, namun aku tau, butuh waktu seumur hidup untuk tetap mempertahankannya. “Hal yang bisa membuat kita kuat adalah motivasi yang selalu kita jaga”

Motivasiku berarti juga imanku. Aku sadar mungkin saat ini, imanku tengah menurun, karenanya motivasiku juga. Satu hal ketika kita menyadari iman kita turun adalah, segera kembali kepadaNya. Hanya Dia yang memiliku diri kita, hidup dan mati kita, 100%.


Aku tau untuk bertahan tidaklah mudah, untuk menjadi nelayan yang handal tidaklah mungkin lahir dari laut yang tenang. Karena itu, aku harus menerima hari ini bagai lautku.

Semakin dewasa semakin banyak tantangan dan rintangan yang akan aku hadapi. Ini Cuma masalah fokus. Ketika aku memiliki banyak keinginan dan beragam tuntutan, aku menjadi tidak fokus. Fokus bukanlah mudah bagiku. Untuk membentuk dan mempertahankannya butuh kesungguhan. Aku harus 100%

Aku ingin menjadi seorang engineer, karena setelah aku telusuri dan aku sadari mengapa aku ditakdirkan disini. Semua karena diriku juga. Sebab, menjadi engineer adalah cita-cita pertama kali yang aku inginkan sebelum aku berniat menjadi seorang dokter. Ya, Allah mengabulkan doa pertamaku. Kini, posisiku bisa dipastikan dan bila benar-benar bersungguh-sungguh aku akan menjadi seorang engineer, seperti yang aku inginkan dulu.

Sekarang, aku tengah mengikuti bimbingan belajar lagi. Untuk mencoba lagi tes SNMPTN dan mencoba masuk kedokteran. Menjadi seorang dokter, juga keinginanku yang berikutnya. Tapi dulu ini bukan tujuanku yang aku pertahankan dengan sungguh-sungguh. Keinginan ini baru terbentuk ketika aku kelas 2 SMA, baru bersungguh-sungguh ketika kelas 3. Umiku, beliau adalah orang yang ingin aku banggakan. Beliau seorang dokter dan aku ingin seperti beliau, bahkan lebih. Tentunya beliau juga menginginkan posisiku kelak bisa seperti dirinya.

Baik engineer atau dokter, benar-benar sangat pas dengan 100 mimpi yang aku tuliskan. Tapi disayangkan, karena kalalaianku, kertas 100 mimpi itu hilang.

Hokkaido University, my next passion. Sudah lama juga aku tidak memupuk passionku yang satu ini. Aku memang sudah 2 kali mencoba tes beasiswa ke Jepang, namun gagal. Karenanya aku jadi lupa dan sempat tidak memerdulikannya. Aku salah besar. Aku hampir saja mematikan lilin semangat itu. Tapi tentu saja tidak aku lakukan. Aku akan buktikan, aku akan menjadi mahasiswa di sana suatu hari nanti. Hidup berawal dari mimpi, itulah Hokkaido-ku.

Selain memiliki cita-cita akademis, tentunya aku juga bukan seorang yang bisa betah dengan lingkupan nilai penuh angka. Hidupku dinamis. Harus dinamis! Aku ingin menjadi pendaki ulung, begitu banyak tanah di Indonesia ini yang ingin aku tapaki. Petualang, passionku sejak kecil. Sedikit demi sedikit mungkin sudah ada yang tercapai, tapi pendaki tidak akan berhenti setelah mencapai puncak tertinggi sekalipun. Ia akan menyelami dasar laut paling dalam. Selain mendapatkan kepuasan emosional, juga bisa selalu menambah keimanan. Betapa kita diciptakan sangat kecil dibandingkan ciptaan Allah yang luar biasa hebatnya.

Next passion, my simple passion. Be a Motivator. Memotivasi orang lain tidak akan aku lakukan, sebelum aku memotivasi diriku sendiri. Keinginanku bukanlah menjadi seorang yang dikenal orang sebagai motivator, inspirator dan sebagainya. Cukup menjadi motivator bagi diriku sendiri, aku merasa lebih baik. Bersyukur jika ada orang yang ikut termotivasi, namun jika tidak, bukan tugasku untuk memaksakan kehendak terhadapnya. Karena hidup ini pilihan masing-masing. Mungkin menjadi seorang self motivator sudah sering aku lakukan, namun sekali lagi, tidak mudah, tapi aku yakin pasti bisa.

SMART ENGINEER
BEST DOCTOR
STUDENT OF HOKKAIDO UNIVERSITY
SUPER CLIMBER
INSPIRING MOTIVATOR

Terhadap 5 itulah, aku harus membagi fokusku. Bagaimana aku bisa mencapainya? Menjadikannya nyata dalam kehidupanku di masa yang akan datang. Malam ini mungkin aku akan berpikir keras untuk menuliskan serangkaian misi untuk mencapainya. Aku harus membangun fokusku lebih, aku harus menjalani hidupku 100% lagi. Aku harus menulis kembali 100 mimpiku, aku harus melakukannya hari ini.

Lawan terberatku adalah hawa nafsu. Yang selalu membuat aku mudah terlena dan lupa akan tujuan-tujuan hidup ini. Lupa akan mimpi-mimpi yang pernah aku goreskan. Lupa bahwa kelak aku akan menyesal jika tidak menggunakan hari ini dengan sebaik-baiknya. Lupa bahwa selamanya masa lalu tidak akan pernah menjadi masa depan.

Aku harus bangkit dan berjalan kembali. Aku harus menjalani hidup ini 100% lagi. Aku sadari sekarang, 0,001% hilang saja, semua tidak akan berarti apa-apa.

Ya Rabb.. kuatkan hambaMu ini agar tetap istiqomah. Jangan Kau tinggalkan aku sendiri. Bacause without Allah, I’m NOTHING..

BE 100% with ALLAH / NOTHING !!!

Meraih mimpi itu seperti mendaki gunung

Sedikit cerita ketika di tahun 2013, saya ingin sekali merasakan pengalaman naik gunung sungguhan. Saat itu saya baru semester pertama di ka...