Ceracau malam : Aku dan Mimpi
Aku : Hai Mimpi, apa yang kau lakukan di sini?
Mimpi : Aku di sini seperti biasa, menemanimu.
Aku : Menemani? Bukankah aku sering mengacuhkanmu? Dengan segala
alasan kelelahanku?
Mimpi : Benar. Tapi sesering apapun kau mengacuhkan aku, aku ini tetap
mimpi milikmu.
Aku : Milikku? Apa maksudmu? Mengapa kau bisa ada di kehidupanku?
Mimpi : Aku ada dalam kehidupanmu karena kamu yang telah menciptakan
aku. Kamu sendirilah yang telah membuat “Aku” dalam kehidupanmu. Aku ini
milikmu karena bagaimanapun aku adalah mimpi yang pernah kau buat, kau
ceritakan aku pada teman-temanmu. Kau yang merangkai aku dan aku akan selalu
mengikutimu.
Aku : Tapi kenapa aku harus dengan mimpi sepertimu?
Mimpi : Entahlah, aku tak tau. Kau sendiri yang pernah menghadirkan aku
dalam hidupmu
Aku : Ya memang. Tapi Mimpi, menurutmu apakah kehadiranmu di
dunia ini diharapkan dan semua orang membuatnya?
Mimpi : Ihdal, banyak manusia hidup dengan mimpinya, tapi hanya sedikit
dari mereka yang menerima kehadiran mimpi mereka dan memperjuangkannya
Aku : Tapi jika aku merasa terlalu berat bagiku untuk
mewujudkanmu, keberatankah dirimu jika aku melupakanmu?
Mimpi : Ihdal, membuat mimpi memang sangatlah mudah, hampir tidak ada
manusia merasa kesulitan dalam merangkai mimpi. Namun sangat berbeda ketika seseorang
akan membuat rangkaian mimpinya benar-benar hidup, barulah itu akan sulit. Jika
kau merasa berat kemudian ingin menghapuskan aku, aku tidak keberatan. Tapi,
apakah kau tidak malu? Karena menurutku manusia yang menghancurkan mimpinya
sama saja dengan ia menghancurkan dirinya sendiri. Sama saja artinya dengan kau
membunuh dirimu sendiri.
Aku : Kau benar.. Tapi mimpi, bagaimana aku bisa yakin bahwa kau
benar-benar mimpiku? Bagaimana dengan rencana Tuhan yang bisa jadi lebih baik
dari sekadar mimpi-mimpiku? Dan kau.. belum sepenuhnya nyata bagiku..
Mimpi : Aku heran dengan dirimu. Bagaimana bisa kau tidak yakin dengan
mimpimu ini? Padahal kau sendiri yang menghadirkan aku. Tentang rencana Tuhan,
pertama-tama seberapa yakin kau dengan Tuhanmu?
Aku : Sangat yakin, aku menyakini keberadaannya dalam hidupku.
Mimpi : Apa kau yakin Tuhan Maha Melihat dan Mendengar?
Aku : Ya tentu
Mimpi : Apakah kau pernah mengutarakan mimpi-mimpimu dalam doa yang
meyakini Tuhan mendengarnya?
Aku : Ya aku pernah, aku sering mengutarakannya dan aku yakin
Tuhan mendengarnya
Mimpi : Apakah ada yang pernah terwujud?
Aku : Ya, beberapa terwujud. Sangat tepat..
Tapi mimpi, untuk kali ini....
Mimpi : Kau hanya butuh untuk bersabar. Allah tidak pernah lengah
terhadapmu, juga mimpi-mimpimu. Ia lebih tau tentang dirimu daripada dirimu
sendiri. Ini hanya soal waktu, kau harus
bersabar. Umurmu belum 20, kau masih sangat muda dan labil. Tidak ada proses
yang cepat dan mudah, Ihdal.
Aku : Ya memang, aku tahu itu
Mimpi : Aku tanya, ketika smp dan sma, berapa waktu yang kau butuhkan di
bangku smp/sma untuk lulus di ujian nasional?
Aku : Untuk sampai ke ujian nasional aku butuh waktu 3 tahun
Mimpi : Ya, meski kau sudah punya keinginan untuk lulus Ujian Nasional
semenjak kau baru kelas 10, kau masih harus melewati 2 tahun lagi untuk sampai
di sana. Tidak mungkin kan jika kau memiliki keinginan lulus UN semenjak kelas
10, kemudian serta merta kau akan lulus setahun berikutnya. Ihdal, itulah yang disebut
proses.
Mimpi adalah keinginan akan suatu
hal yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya atau suatu keinginan baru dalam
hidup kita. Kita selalu tahu apa yang kita inginkan, untuk waktu yang kita
inginkan pun dengan mudah kita bisa tetapkan. Tapi kita tidak pernah lepas dari
tangan Allah yang Maha Kuasa. Ia lebih tahu waktu yang tepat untuk mimpi-mimpi manusia,
sejauh mana manusia selalu berharap, berdoa, dan berikhtiar untuk
mimpi-mimpinya.
Aku : Tapi mimpi, kenapa akhir-akhir ini aku sering merasa tidak ada tujuan, tanpa arah dan semangat seperti sebelum-sebelumnya? Apakah ini ada hubungannya
antara aku dan kamu?
Mimpi : Mungkin. Ketika seseorang tidak memiliki mimpi, ia berjalan tanpa
arah dan tujuan. Tidak ada semangat dalam hidupnya. Jika kemarin kau merasa
seperti itu, aku yakin itu hanya karena kau sedikit melupakanku, kau lelah, ya
kan? Wajar jika dialami remaja seusiamu. Umur dan pengalaman kalian belum
seberapa. Tentu saja ini ada hubungannya denganku, dengan mimpimu yang belum
terwujud kan?
Aku : Ya..
Mimpi : Aku sudah katakan padamu, bersabarlah. Allah hanya belum
menunjukannya untukmu. Ia ingin mewujudkan dulu mimpimu yang lain. Benar kan?
Saat ini kau sudah mencoret beberapa dari 100 mimpimu yang kau tulis sewaktu kelas
11 kan?
Aku : (tersenyum) ... Kau
benar mimpi.. aku tidak menyangka aku berhasil mewujudkannya. Padahal aku
merasa sedikti sekali usaha yang ku lakukan.
Mimpi : Nah, Lihatlah dirimu Ihdal. Tanpa sadar kau telah mencapai
mimpimu. Besar kecilnya usahamu hanya kau yang tahu, ini adalah hadiah dari
Allah. Ia mendengar dan mengabulkan mimpimu. Kau tidak sadar, kau bahkan lupa
karena terfokus dengan mimpimu yang lebih besar. Tapi Ia, Rabbmu, Allah,, Ia
tidak pernah lupa.
Aku : Ya mimpi, aku ini memang masih payah. Aku sering
lupakan diriNya, tapi Ia selalu ingat dengan mimpi-mimpiku.
Mimpi : Bersemangatlah, Ia Maha Pengampun..
Aku : Mimpi, kira-kira kapan ya aku bisa mewujudkanmu?
Mimpi : Secepat yang kau mau. Aku siap untuk itu asal kau juga selalu
siap untukku.
Aku : Selalu siap untukmu? Bagaimana caranya?
Mimpi : Berdoa dan berusahalah selalu. Jangan hancurkan mimpimu.
Aku : Mimpi, ketika Allah belum mengabulkan mimpi kita. Lantas
kita terdapat dalam satu kondisi dimana tidak sesuai dengan keinginan kita,
kemudian kita berfikir bahwa mungkin ini yang terbaik dari Allah dibandingkan
mimpi-mimpi kita dan kita berniat untuk meninggalkan saja mimpi-mimpi yang dulu
membara. Apakah ini disebut dengan putus asa dan menyerah?
Mimpi : Ketika kau berhusnudzon kepada Allah itu memang jauh labih baik bahkan yang terbaik
yang Dia beri. Tapi jika kau meninggalkan dan melupakan mimpimu, itu adalah
kesalahan terbesar dalam hidupmu. Meninggalkan, melupakan, membuang mimpimu
sama saja dengan menginjak-injak imanmu. Kau sudah tidak percaya lagi pada
Tuhan bahwa Ia akan mewujudkannya untukmu. Itu lebih buruk dari putus asa.
Ingat, sekalipun sekian lamanya mimpimu belum terwujud, tetaplah miliki ia.
Karena mimpi itu sangat berharga dan Allah akan memberikannya untukmu suatu
saat nanti. Karena itu jangan sekali-kali kau meremehkan mimpimu. Kau adalah
hebat dengan adanya mimpimu.
Aku : Huft mimpi.. hidup ini rumit juga ya.. kalau aku bisa lihat
apa yang Allah telah tuliskan untukku..
Mimpi : Kalau kau bisa melihatnya, kau tak akan menikmati hidupmu seseru
ini. Tidak ada usaha yang kau lakukan. Kau tidak mungkin menghabiskan malammu
dengan mimpi-mimpi indahmu, kau tidak mungkin berharap padaNya, berdoa hingga
bercucuran air mata, bisa jadi kau tidak lagi dekat denganNya dan memohonkan
segala keinginanmu padaNya.
Aku : Kau benar, sangat benar... Apalah serunya sebuah film jika
kita sudah tahu endingnya? Film yang membuat seru dan menarik adalah bagian
klimaksnya. Bagian klimaks itulah yang akan selalu kita ingat dan kita nikmati
di endingnya.
Mimpi : Kau memang selalu punya analogi yang bagus. Hidup tidak rumit
jika kita mau memahaminya. Kita pahami apa hakikat kita hidup di dunia fana
ini, atas dasar dan tujuan apa, dan kemana kita akan kembali. Jangan hanya fokus
akan mimpi duniamu, ingatlah rumahmu yang sebenarnya Ihdal. Dunia ini hanya
sebentar. Kita akan punya kehidupan yang abadi setelahnya.
Aku : Benar. Aku harusnya lebih menyiapkan bekalku nanti untuk
bertemu denganNya. Kau benar, aku menjadi sangat berfikir akan semua ini
Mimpi : (tersenyum padaku) Ihdal, tak ada manusia yang terlahir
sempurna. Syukurilah kehidupan yang kau miliki dan lakukan yang paling terbaik
yang kau bisa. Tersenyumlah dan kembali siap untuk menghadapi semuanya.
Aku : Terima kasih mimpi, aku merasa hidupku kembali. Kau benar,
mimpiku adalah imanku. Dengan iman ini aku dapat merasakan sesuatu yang luar
biasa dalam tubuh ini. Entah apa namanya aku tak tahu...
Mimpi : Energi Positif. Kau telah berhasil mengalirkannya ke seluruh tubuhmu dari jantung. Jantung,
dekat hatimu, di dalam hati ada imanmu. Di sanalah imanmu sedang mensuplai energi
positifnya untukmu.
Aku : Subhanallah, Luar Biasa.. Inikah yang disebut “The Power of
Dream”?
Mimpi : Tepat! Selamat berjuang kembali Ihdal. Kau adalah pejuang terbaik untuk
mimpimu. Semoga Allah selalu bersamamu.
Ingat! Jangan pernah membuang mimpimu, Ia adalah Iman dan suplai energi positifmu. Membuat hidupmu semakin hidup ^^