3 February 2013

Ceracau malam : Aku dan Mimpi

Aku      : Hai Mimpi, apa yang kau lakukan di sini?
Mimpi   : Aku di sini seperti biasa, menemanimu.
Aku       : Menemani? Bukankah aku sering mengacuhkanmu? Dengan segala alasan kelelahanku?
Mimpi    : Benar. Tapi sesering apapun kau mengacuhkan aku, aku ini tetap mimpi milikmu.
Aku       : Milikku? Apa maksudmu? Mengapa kau bisa ada di kehidupanku?
Mimpi    : Aku ada dalam kehidupanmu karena kamu yang telah menciptakan aku. Kamu sendirilah yang telah membuat “Aku” dalam kehidupanmu. Aku ini milikmu karena bagaimanapun aku adalah mimpi yang pernah kau buat, kau ceritakan aku pada teman-temanmu. Kau yang merangkai aku dan aku akan selalu mengikutimu.
Aku        : Tapi kenapa aku harus dengan mimpi sepertimu?
Mimpi   : Entahlah, aku tak tau. Kau sendiri yang pernah menghadirkan aku dalam hidupmu
Aku        : Ya memang. Tapi Mimpi, menurutmu apakah kehadiranmu di dunia ini diharapkan dan semua orang membuatnya?
Mimpi   : Ihdal, banyak manusia hidup dengan mimpinya, tapi hanya sedikit dari mereka yang menerima kehadiran mimpi mereka dan memperjuangkannya
Aku        : Tapi jika aku merasa terlalu berat bagiku untuk mewujudkanmu, keberatankah dirimu jika aku melupakanmu?
Mimpi   : Ihdal, membuat mimpi memang sangatlah mudah, hampir tidak ada manusia merasa kesulitan dalam merangkai mimpi. Namun sangat berbeda ketika seseorang akan membuat rangkaian mimpinya benar-benar hidup, barulah itu akan sulit. Jika kau merasa berat kemudian ingin menghapuskan aku, aku tidak keberatan. Tapi, apakah kau tidak malu? Karena menurutku manusia yang menghancurkan mimpinya sama saja dengan ia menghancurkan dirinya sendiri. Sama saja artinya dengan kau membunuh dirimu sendiri.
Aku        : Kau benar.. Tapi mimpi, bagaimana aku bisa yakin bahwa kau benar-benar mimpiku? Bagaimana dengan rencana Tuhan yang bisa jadi lebih baik dari sekadar mimpi-mimpiku? Dan kau.. belum sepenuhnya nyata bagiku..
Mimpi   : Aku heran dengan dirimu. Bagaimana bisa kau tidak yakin dengan mimpimu ini? Padahal kau sendiri yang menghadirkan aku. Tentang rencana Tuhan, pertama-tama seberapa yakin kau dengan Tuhanmu?
Aku        : Sangat yakin, aku menyakini keberadaannya dalam hidupku.
Mimpi    : Apa kau yakin Tuhan Maha Melihat dan Mendengar?
Aku        : Ya tentu
Mimpi  : Apakah kau pernah mengutarakan mimpi-mimpimu dalam doa yang meyakini Tuhan mendengarnya?
Aku         : Ya aku pernah, aku sering mengutarakannya dan aku yakin Tuhan mendengarnya
Mimpi     : Apakah ada yang pernah terwujud?
Aku        : Ya, beberapa terwujud. Sangat tepat..
Tapi mimpi, untuk kali ini....
Mimpi   : Kau hanya butuh untuk bersabar. Allah tidak pernah lengah terhadapmu, juga mimpi-mimpimu. Ia lebih tau tentang dirimu daripada dirimu sendiri.  Ini hanya soal waktu, kau harus bersabar. Umurmu belum 20, kau masih sangat muda dan labil. Tidak ada proses yang cepat dan mudah, Ihdal.
Aku        : Ya memang, aku tahu itu
Mimpi   : Aku tanya, ketika smp dan sma, berapa waktu yang kau butuhkan di bangku smp/sma untuk lulus di ujian nasional?
Aku        : Untuk sampai ke ujian nasional aku butuh waktu 3 tahun
Mimpi   : Ya, meski kau sudah punya keinginan untuk lulus Ujian Nasional semenjak kau baru kelas 10, kau masih harus melewati 2 tahun lagi untuk sampai di sana. Tidak mungkin kan jika kau memiliki keinginan lulus UN semenjak kelas 10, kemudian serta merta kau akan lulus setahun berikutnya. Ihdal, itulah yang disebut  proses.
Mimpi adalah keinginan akan suatu hal yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya atau suatu keinginan baru dalam hidup kita. Kita selalu tahu apa yang kita inginkan, untuk waktu yang kita inginkan pun dengan mudah kita bisa tetapkan. Tapi kita tidak pernah lepas dari tangan Allah yang Maha Kuasa. Ia lebih tahu waktu yang tepat untuk mimpi-mimpi manusia, sejauh mana manusia selalu berharap, berdoa, dan berikhtiar untuk mimpi-mimpinya.
Aku        : Tapi mimpi, kenapa akhir-akhir ini aku sering merasa tidak ada tujuan, tanpa arah dan semangat seperti sebelum-sebelumnya? Apakah ini ada hubungannya antara aku dan kamu?
Mimpi   : Mungkin. Ketika seseorang tidak memiliki mimpi, ia berjalan tanpa arah dan tujuan. Tidak ada semangat dalam hidupnya. Jika kemarin kau merasa seperti itu, aku yakin itu hanya karena kau sedikit melupakanku, kau lelah, ya kan? Wajar jika dialami remaja seusiamu. Umur dan pengalaman kalian belum seberapa. Tentu saja ini ada hubungannya denganku, dengan mimpimu yang belum terwujud kan?
Aku        : Ya..
Mimpi   : Aku sudah katakan padamu, bersabarlah. Allah hanya belum menunjukannya untukmu. Ia ingin mewujudkan dulu mimpimu yang lain. Benar kan? Saat ini kau sudah mencoret beberapa dari 100 mimpimu yang kau tulis sewaktu kelas 11 kan?
Aku        : (tersenyum) ... Kau benar mimpi.. aku tidak menyangka aku berhasil mewujudkannya. Padahal aku merasa sedikti sekali usaha yang ku lakukan.
Mimpi   : Nah, Lihatlah dirimu Ihdal. Tanpa sadar kau telah mencapai mimpimu. Besar kecilnya usahamu hanya kau yang tahu, ini adalah hadiah dari Allah. Ia mendengar dan mengabulkan mimpimu. Kau tidak sadar, kau bahkan lupa karena terfokus dengan mimpimu yang lebih besar. Tapi Ia, Rabbmu, Allah,, Ia tidak pernah lupa.
Aku        : Ya mimpi, aku ini memang masih payah. Aku sering lupakan diriNya, tapi Ia selalu ingat dengan mimpi-mimpiku.
Mimpi   : Bersemangatlah, Ia Maha Pengampun..
Aku        : Mimpi, kira-kira kapan ya aku bisa mewujudkanmu?
Mimpi   : Secepat yang kau mau. Aku siap untuk itu asal kau juga selalu siap untukku.
Aku        : Selalu siap untukmu? Bagaimana caranya?
Mimpi   : Berdoa dan berusahalah selalu. Jangan hancurkan mimpimu.
Aku        : Mimpi, ketika Allah belum mengabulkan mimpi kita. Lantas kita terdapat dalam satu kondisi dimana tidak sesuai dengan keinginan kita, kemudian kita berfikir bahwa mungkin ini yang terbaik dari Allah dibandingkan mimpi-mimpi kita dan kita berniat untuk meninggalkan saja mimpi-mimpi yang dulu membara. Apakah ini disebut dengan putus asa dan menyerah?
Mimpi   : Ketika kau berhusnudzon kepada Allah itu memang jauh labih baik bahkan yang terbaik yang Dia beri. Tapi jika kau meninggalkan dan melupakan mimpimu, itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupmu. Meninggalkan, melupakan, membuang mimpimu sama saja dengan menginjak-injak imanmu. Kau sudah tidak percaya lagi pada Tuhan bahwa Ia akan mewujudkannya untukmu. Itu lebih buruk dari putus asa. Ingat, sekalipun sekian lamanya mimpimu belum terwujud, tetaplah miliki ia. Karena mimpi itu sangat berharga dan Allah akan memberikannya untukmu suatu saat nanti. Karena itu jangan sekali-kali kau meremehkan mimpimu. Kau adalah hebat dengan adanya mimpimu.
Aku        : Huft mimpi.. hidup ini rumit juga ya.. kalau aku bisa lihat apa yang Allah telah tuliskan untukku..
Mimpi   : Kalau kau bisa melihatnya, kau tak akan menikmati hidupmu seseru ini. Tidak ada usaha yang kau lakukan. Kau tidak mungkin menghabiskan malammu dengan mimpi-mimpi indahmu, kau tidak mungkin berharap padaNya, berdoa hingga bercucuran air mata, bisa jadi kau tidak lagi dekat denganNya dan memohonkan segala keinginanmu padaNya.
Aku        : Kau benar, sangat benar... Apalah serunya sebuah film jika kita sudah tahu endingnya? Film yang membuat seru dan menarik adalah bagian klimaksnya. Bagian klimaks itulah yang akan selalu kita ingat dan kita nikmati di endingnya.
Mimpi   : Kau memang selalu punya analogi yang bagus. Hidup tidak rumit jika kita mau memahaminya. Kita pahami apa hakikat kita hidup di dunia fana ini, atas dasar dan tujuan apa, dan kemana kita akan kembali. Jangan hanya fokus akan mimpi duniamu, ingatlah rumahmu yang sebenarnya Ihdal. Dunia ini hanya sebentar. Kita akan punya kehidupan yang abadi setelahnya.
Aku        : Benar. Aku harusnya lebih menyiapkan bekalku nanti untuk bertemu denganNya. Kau benar, aku menjadi sangat berfikir akan semua ini
Mimpi   : (tersenyum padaku) Ihdal, tak ada manusia yang terlahir sempurna. Syukurilah kehidupan yang kau miliki dan lakukan yang paling terbaik yang kau bisa. Tersenyumlah dan kembali siap untuk menghadapi semuanya.
Aku        : Terima kasih mimpi, aku merasa hidupku kembali. Kau benar, mimpiku adalah imanku. Dengan iman ini aku dapat merasakan sesuatu yang luar biasa dalam tubuh ini. Entah apa namanya aku tak tahu...  
Mimpi   : Energi Positif. Kau telah berhasil mengalirkannya  ke seluruh tubuhmu dari jantung. Jantung, dekat hatimu, di dalam hati ada imanmu. Di sanalah imanmu sedang mensuplai energi positifnya untukmu.
Aku        : Subhanallah, Luar Biasa.. Inikah yang disebut “The Power of Dream”?
Mimpi   : Tepat! Selamat berjuang kembali Ihdal. Kau adalah pejuang terbaik untuk mimpimu. Semoga Allah selalu bersamamu. 
Ingat! Jangan pernah membuang mimpimu, Ia adalah Iman dan suplai energi positifmu. Membuat hidupmu semakin hidup ^^

Meraih mimpi itu seperti mendaki gunung

Sedikit cerita ketika di tahun 2013, saya ingin sekali merasakan pengalaman naik gunung sungguhan. Saat itu saya baru semester pertama di ka...